TEKANAN darah tinggi, merokok, timbunan lemak, pola makan (diet) yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, tingginya tingkat kolesterol jahat, diabetes, minum terlalu banyak alkohol, stres dan depresi, serta gangguan jantung menyumbang 90 persen penyebab stroke.
Demikian hasil penelitian yang paling komprehensif terkait penyebab stroke yang dilakukan oleh tim di McMaster University di Ontario, Cananda baru-baru ini.
Faktor dengan link terkuat yakni tekanan darah tinggi. Hipertensi diperkirakan meningkatkan resiko terkena stroke hingga dua kali lipat. Sekitar 150.000 orang di Inggris setiap tahun menderita stroke. Penyakit ini juga masih menjadi penyebab utama kecacatan di negara itu.
Studi yang dipublikasikan di The Lancet dan dikemukakan pada Kongres Kardiologi Dunia di Bejing itu, meneliti 3.000 orang yang mengalami stroke dan 3.000 orang yang tidak menderita stroke. Para responden kemudian ditanyai tentang gaya hidup mereka, termasuk olahraga yang mereka lakukan dan pola makan mereka.
Temuan menunjukkan bahwa perokok dua kali lipat risiko terkena stroke, pola makan yang buruk meningkatkan risiko sebesar 35 persen, sementara minuman keras meningkatkan risiko hingga setengahnya, stres sebesar 30 persen, dan depresi sebesar 35 persen.
"Temuan kami menunjukkan bahwa sepuluh faktor resiko sederhana yang berhubungan dengan 90% penyebab stroke berkenaan dengan resiko iskemik dan perdarahan intraserebral," kata Martin O'Donnell, penulis utama penelitian. Ia menambahkan gaya hidup aktif mampu mengurangi resiko terkena stroke sekitar 30 persen.
Stroke adalah suatu kondisi di mana terjadi bekuan darah; atau pecah pembuluh darah arteri atau urat darah ke daerah otak. Kurangnya oksigen dan glukosa (gula) yang mengalir ke otak menyebabkan kematian sel-sel otak dan kerusakan otak, sering mengakibatkan adanya penurunan kemampuan berbicara, bergerak, dan mengingat.
(Linda/CN33)
Demikian hasil penelitian yang paling komprehensif terkait penyebab stroke yang dilakukan oleh tim di McMaster University di Ontario, Cananda baru-baru ini.
Faktor dengan link terkuat yakni tekanan darah tinggi. Hipertensi diperkirakan meningkatkan resiko terkena stroke hingga dua kali lipat. Sekitar 150.000 orang di Inggris setiap tahun menderita stroke. Penyakit ini juga masih menjadi penyebab utama kecacatan di negara itu.
Studi yang dipublikasikan di The Lancet dan dikemukakan pada Kongres Kardiologi Dunia di Bejing itu, meneliti 3.000 orang yang mengalami stroke dan 3.000 orang yang tidak menderita stroke. Para responden kemudian ditanyai tentang gaya hidup mereka, termasuk olahraga yang mereka lakukan dan pola makan mereka.
Temuan menunjukkan bahwa perokok dua kali lipat risiko terkena stroke, pola makan yang buruk meningkatkan risiko sebesar 35 persen, sementara minuman keras meningkatkan risiko hingga setengahnya, stres sebesar 30 persen, dan depresi sebesar 35 persen.
"Temuan kami menunjukkan bahwa sepuluh faktor resiko sederhana yang berhubungan dengan 90% penyebab stroke berkenaan dengan resiko iskemik dan perdarahan intraserebral," kata Martin O'Donnell, penulis utama penelitian. Ia menambahkan gaya hidup aktif mampu mengurangi resiko terkena stroke sekitar 30 persen.
Stroke adalah suatu kondisi di mana terjadi bekuan darah; atau pecah pembuluh darah arteri atau urat darah ke daerah otak. Kurangnya oksigen dan glukosa (gula) yang mengalir ke otak menyebabkan kematian sel-sel otak dan kerusakan otak, sering mengakibatkan adanya penurunan kemampuan berbicara, bergerak, dan mengingat.
(Linda/CN33)